Negara Harus Pastikan RUU Masyarakat Adat Disahkan

“Bukan kita (Masyarakat Adat) yang merusak bumi, bukan kita penambang, bukan kita yang bikin emisi. Justru sebaliknya, Masyarakat Adat sebagai penjaga hutan terbaik, ditengah dunia mencari solusi mengatasi krisis iklim,” 

Sekjend AMAN Rukka Sombolinggi

Rumah AMAN

Pusat Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Masyarakat Adat

Pemetaan Wilayah Adat Gunakan Geografic Informasi Sistem di Bengkulu

AMAN BENGKULU – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menempatkan pemetaan parsitipatif sebagai salah satu layanan dasar bagi anggota AMAN maupun calon anggota AMAN supaya bisa menunjukan keberadaan masyarakat adat secara faktual. Dengan peta, masyarakat adat bisa menegaskan identitas dirinya dengan segala hak asal-usulnya.

Ketua PH AMAN Wilayah Bengkulu Def Tri Hardianto menegaskan “Apabila ditanya siapa yang mendapat mandat dari Masyarakat Adat pada KMAN VI di Tanah Tabi Papua kemaren adalah kawan-kawan yang berada di ruangan ini,” tutur Deftri saat membuka acara pelatihan Pengelolaan Data dan Informasi Spasial dan Non-spasial, 22 Mei 2023 di Bengkulu.

Peserta pelatihan GIS merupakan utusan kader UKP3 yang tersebar di beberapa wilayah dan daerah Region Sumatera. “Ada 15 perwakilan yang kita undang sebagai peserta dalam pelatihan ini,” tambah Darsen Saputra yang merupakan fasilitator pada kegiatan tersebut.

Penting Bagi Komunitas Adat

Keterampilan menggunakan GIS ini sangat penting dimiliki oleh UKP3 Wilayah atau Daerah sebagai orang-orang yang memfasilitasi proses-proses pemetaan partisipatif di komunitas adat. Seperti diketahui sebelumnya peta disajikan dan dibuat secara manual sehingga memakan waktu dan tenaga yang cukup besar.

Adi Saputra. narasumber yang juga lama aktif terlibat membantu melakukan pemetaan Wilayah Adat di Bengkulu menjelaskan, “Sebelum mengenal adanya GIS pembuatan peta memakan waktu dan tenaga yang cukup besar, kita harus menunggu beberapa hari hingga dapat menghasilkan sebuah peta.”

Pembuatan peta secara manual terkesan lambat menyebabkan wilayah adat yang dipetakan sangat sedikit, maka perlu bagi kader AMAN secara khusus UKP3 dapat mengoperasikan berbagai feature aplikasi dengan matang hingga percepatan pemetaan wilayah adat dapat terlaksana.

Semula informasi permukaan bumi disajikan dalam bentuk peta yang dibuat secara manual, maka dengan hadirnya Sistem Informasi Geografi (SIG) informasi-informasi itu diolah oleh komputer, dan hasilnya berupa peta digital.

Samuel Raimondo Purba selaku Ketua PH AMAN Daerah Humbang Hasundutan yang juga sebagai fasilitator pada pelatihan tersebut ikut menjelaskan, “Pelaku pemetaan harus memahami eksistensi dari peta itu sendiri dan harus memahami data spasial dan non spasial.”

Mestinya dengan perkembangan teknologi hari ini mampu menghasilkan Peta lebih banyak, sehingga dapat memudahkan bagi kader memahami pengelolaan peta secara maksimal.
“Kerja-kerja semacam ini tidak bisa dilakukan hanya mengandalkan pelatihan ini saja namun harus dilakukan secara berkala ketika pulang nanti,” kata Darsen yang juga sebagai Biro UKP3 AMAN Wilayah Bengkulu.

Ia menambahkan bahwa anggota komunitas AMAN di Wilayah Bengkulu saat ini sudah banyak yang berhasil dipetakan baik di Kaur, Tana Serawai, Rejang Lebong, Taneak Jang, dan Enggano.

Selain itu ia berharap dengan waktu yang cukup singkat ini dapat dipahami oleh kawan-kawan peserta pelatihan dan dapat lansung melakukan Pemetaan Wilayah Adat di masing-masing daerah dan wilayahnya.

“Kegiatan ini dilakukan selama 5 hari, singkat memang. Tapi dengan bekal yang diberikan mudahan dapat segera di praktekan,” sambung Darsen.

Scroll to Top